Air Mata Seorang Ibu Guru

Entah Ia marah yang tak berbalas atau terharu ketika kuminta tetap mengajar disekolah ini sampai waktu kontrak berahkir, atau hingga SK PN keluar, lalu dia menangis air matanya meleleh sebanyak-banyaknya berulangkali ia seka dengan sapu tangan, tissue, bahkan kerudungnya. Memang temanku ini Jilbaber bukan sekedar kerudungan, Loyalitasnya terhadap instansi ini cukup tinggi, cerdas, mau berubah jika dikritik dan saran, sosialisasi dengan sesama guru baik, adaptif, komunikatif. Tapi kata suaminyalah yang paling diutamakan dan tak pernah dibantahnya. Dia juga orang yang pertama hotline ke ponsel saya ketika dia lulus PN, baru disusul yang lainnya
Bingung, aku jadi bingung kalau dihadapanku ada orang wanita menangis, apalagi dia bukan istriku hampir mati kutu mengatasinya, kalau sudah begitu aku tawarkan untuk nangis bersama (lagak: padahal saya baru belajar menangis) atau pilih diam dulu sampai tangisnya redah atau berkurang atau kutinggalkan ruang kerjaku.
“Ya sudahlah, maunya apa? Kata saya , maaf kalau anda tersinggung atas kata-kata saya.tadi, OK !” kubuka lagi pembicaraan baru dengan ibu dihadapanku ini setelah terpotong oleh tangisnya yang mengharubiru ruangan kerjaku yang dingin membeku, karena AC (air condition) disetel Maximum paling dingin 16 derajat Celcius bok.
Sambil mengusap air matanya ia mengatakan terima kasih atas doanya, hingga ia lulus PN, dan ia terharu bahwa sekolah masih mengharapkan pengabdiannya yang tak seberapa itu. Air matanya mengucur lagi, temanku seruangan jadi ikut berlinang ikut terharu.
Saya juga terharu maunya ikut nangis tapi tak bisa, sorry sobat aku tak bisa nangis tapi aku pernah nangis, sedikit lagi. Ah…aku terharu tapi tidak menangis.
Terima kasih bu anda telah menangis haru di ruang kerjaku, tanda bersyukur, alhamdulillah.




2 komentar:

Green School 12 Januari 2009 pukul 11.24  

Begitulah wanita, menumpahkan semua emosi dengan air mata, ntah itu bahagia, ataupun kedukaan. Sepertinya air mata bisa menjadi obat yang munjarab, lagian air mata juga simbol dari lembutnya hati, hati-hati kalo ada orang yang bisa menangis ??? Ada bisa menangis ?

DESA 14 Januari 2009 pukul 04.02  

Oh Wanita betapa dekatnya kamu dengan air mata. sementara aku terus ingin bisa menangis, tapi belum juga lancar-lancar, cuma berlinang syukurlah udah.

Blog Edukatif

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP