Es dua atau Es teler

Teman-temanku sedang ephoria demokrasi dan transparansi ditempat kerjanya, ya pimpinan Unit kerjanya sekarang di pilih langsung oleh karyawan dan terpilihlah sobatku Marahalim Eskadau, Alhamdulillah ada perubahan sistem ?
Saat itu saya tengah menghadiri acara pelantikan temanku itu.
Suasana ruangan hampir penuh, hampir semua rekan kerjanya hadir, mulai pesuruh, karyawan kantor, guru, kepala bagian, kepala sekolah dll. Para pejabat teras struktur diatas temanku juga banyak yang hadir dengan segala atribut kebesarannya.
Setelah sholat Zduhur langsung mengurusi kampung tengah (makan siang) dulu di lokasi acara tentunya. Wach… wach… pelayannya seksi – seksi ada Syarifah Nela, Sri KDI, NurLi, dan … ada Si Do’i gue banget Sarah (arab lho turunan Nabi Adam lahir di Sintang).

Sementara temanku yang dua ini lain lagi urusannya, sibuk pegang-pegang mikropon, maklum memang berdua ini kompenten banget dibidang tarik suara dan ngemsi (MC=master ceremonial). Siapakah dia ?!!!! Inilah dia Ida Nursella dan……… Ibra Candai. Tampak keduanya begitu ready, ada gak seriusnya maklum sobat ini acara pelantikan.
Selasai tetamu makan acarapun dimulai, acara berlangsung hikmat, hingga akhirnya tiba acara tambahan penyerahan kenangan.
Pada acara ini ada mantan pejabat setelah menerima kenangan, langsung minta waktu untuk ber bicara di mimbar kehormatan yang lajim untuk berbicara orang-orang terhormat atau personal yang dipersilahkan. Pada intinya beliau menyampaikan hal-hal sbb:
1. Beliau berpesan Sholat, tegakkan sholat wahai para pejabat di lingkungan kerja kita.
2. Bahwa selama beliau menjadi pejabat beliau ikhlas lahir bathin.
Dan hanya terima gaji sekian ratus ribu (penulis malu menulisnya).
3. Menyampaikan nostalgia betapa sulitnya menjadi seorang pejabat yang bekerja sendiri (pejabat lain kemana ya).
4. Memohon maaf lahir dan bathin pada semua audien atas tingkah laku dan tingkah pola beliau selama ini.
5. Beliau mohon do’a restu atas keberangkatan beliau ke Mekah untuk menunaikan haji.
6. Yang penting adalah pada waktu itu juga beliau mengembalikan hadiah kenangan yang baru diterimanya, dengan alasan beliau tidak mampu mempelajarinya karena kenangan itu berupa Tafsir Al Qur’an. (penulis istighfar, masa tak mampu ya? Anak murid saya di Madrasah dan SMA belajar tafsir kok), tapi aku salut angkat topi buat anda, anda berani menyampaikan hal yang kontroversi .
Seorang ibu guru dibelakangku berkomentar setengah gumam, “wah.. . mengapa ini di lakukan nanti ada yang tersinggung. Ini berlebihan.”.
Ada suara lain antara sayup-sayup sampai dan gumam yang tak jelas “ Ini Es dua atau Es teler”. Yang ini kuanggap suara setan lagi mabok, karena aku tak nyambong, aku tak ngerti, maklum Pentium satu coy, udah… udah…udah aku mau pulang.

Catatan : Mohon maaf buat yang tersinggung. Nama dan peristiwa sudah direkayasa.


2 komentar:

Kristina Dian Safitry 9 Januari 2009 pukul 07.41  

gak tersinggung kok nyantae aja. mau nulis ya nulis aja..jgn terbelenggu takut ada yg tersinggung.ok?

DESA 14 Januari 2009 pukul 04.05  

terima kasih Tina atas semangatnya, biar aku
makin berani menggoreskan tinta ini

Blog Edukatif

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP