Masih Ada Matahari Terbit Di Gaza

Azan Magrib, … Sholat Isya’ terus mengikuti sunatullah, namun Kaum Dlalimin IsraHell dengan bengis terus merangsek ke Gaza dengan mesin-mesin pembunuhnya.
Bertubi-tubi bom dan roket itu jatuh meledak, meledak lagi…. Meledak lagi …. dan meledak lagi. Kehancuran dimana-mana, terbakar dan terpanggang hidup-hidup disekujur Gaza. Pekik jerit kesakitan, pekik histeris ketakutan, pekik jerit jihad dimana-mana, berbaur menyentak naluri jiwa kemanusiaan.
Bangkitlah kasih belahan jiwaku, kamu masih punya si bungsu, janganlah adikku menangis terus.
Relakan si abang, si kakak, paman, bibi, aba, umi, relakanlah mereka mendahului kita, mereka adalah syuhada.
Berikanlah setetes ASImu untuk cahaya mata buntat hati kita, biar ia tumbuh sehat, besar dan jadi pemimpin yang suka damai atau ia akan jadi pahlawan sejati untuk Palestina ini.
Peluklah dia dikehangatan dadamu, sayang!
Selimutilah dengan kain meskipun compang-camping begitu.!
Berlindunglah di bawah puing-puing dinding rumah kita, agar sedikit terhindar dari pecahan granat, mortir, roket dan bom.
Tunggulah aku First Ladyku, abang akan mencari obat untuk luka-luka diseluruh tubuhmu, walaupun jauh diujung dunia..
Bersabarlah cintaku jika menjelang matahari terbit, aku belum datang!
Aku titip Desa dan Bungsuku, jika aku kalah berjuang.
Relakan aku wahai perempuan terindahku, jika aku harus berpulang.
Innalillahiwainnailaihi rojiun.


NB. Oh teman diseberang laut dan seberang benua kirimi kami obat, walau sebutir parasetamol yang daluarsa.

0 komentar:

Blog Edukatif

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP