Singkong Rebus Dan Sambal Belacan Teri

Pagi itu hari Minggu, ketika jogging bersama istriku doiku tercinta di depan rumah sambil mendengar lagu Boulevard dari handsfree, lagu copy-an dari teman di Web Com Mjie. Keringat kami bercucuran, keringatku membasahi kaus kesayanganku yang sedang kukenakan, duh kaus ini nih sobat punya kenang yang indah, seru dan tak terlupakan dengan perempuanku yang kini mendampingiku.
Matahari sudah mulai melihat kami berdua sedang asyik, sinarnya yang hangat membelai kami yang terus bergerak dan bergerak dan terus bergerak, sementara seorang perempuan paruh baya menghampiri kami menawarkan dagangan yang dibawanya, Bibi Markonah menjajahkan dengan cara khasnya menyunggih bakul di kepalanya. Kubantu beliau menurunkan bakulnya yang begitu berat. Wow..wow isi bakulnya ada daun ubi muda-muda, ada tape bungkus, paling bawah terlihat singkong.
Istriku pilih-pilih singkong yang kulitnya mudah mengelupas, ketika kutanya mengapa, beliau menjawab singkong yang kulitnya mudah dikupas adalah indikator kalau ubi itu empuk jika direbus atau digoreng.
“Ah, yang benar” kata Ku..
“Benar” Jawab Doiku sambil manja pegang betisku yang stand by her.
“Mau di masak apa singkong ini Adikku” kata Ku.
Perempuanku yang mandiri ini menjawab “Direbus, dibuatkan sambal belacan yang dicampur ikan teri yang digoreng dulu ¾ masak”.
“Otre aku tunggu” kata Ku sambil colek pinggulnya. Aku lompat ditempat melanjutkan olah ragaku yang terhenti tadi.
Dikerahkan Pasukan Srikandi - nya, dibagi tugas, ada siapkan bumbu, teri dan belacan. Sang Bima-pun partisipasi dengan bagian kupas singkong. Sebentar seluruh tugasku tuntas, cuci bersih serahkan bagian perebusan.
Api Biru Elektrolux gek doeloe dipairob dengan posisi maximum, tak lama mendidih dan............
Kini tersaji didepan rumahku diatas alas karpet plastik sederhana tapi bersih loh. Singkong rebus di dampingi sambal belacan teri masih tersaji dalam lesung batu dan penumbuknya sekalian, dan beberapa cawan berisi air bening (bukan air putih).
Oh doiku dan anak-anakku menungguku bergabung, mereka belum sentuh itu singkong, mereka tunggu sang Hero memulainya.
Kucuci tangan dengan sabun apa adanya dan lanjut bergabung dengan komunitas intiku.
Bismillah.....
Kumulai dengan sepotong singkong ukuran sedang kucuculkan, kutekan berulang-ulang sampai beberapa ekor teri sambal menempel diujung lain dan kukunyah, wou....wou... passs pedasnya......, passs gurihnya........,.... enaknya, pass uuuueeeennnnaaaakkknya..... dan pass blacannya.
Dalam sikon seperti ini pizza minggir, hamburger jauhkan, (memang pernah makannya? he..hee. orang kampung kayak aku sepok lautlah).
Doiku bisik di kupingku Ubi...... eeeeuuuunak kan ?
Aku tak sempat menjawab karena singkong rebus di mulutku masih penuh, ehem..ehemmm.




0 komentar:

Blog Edukatif

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP